Friday 23 March 2012

::RESEPI UBAT PENYEMBUH DOSA::



Seorang pesakit bertanya kepada doktor, "Apakah doktor mempunyai cadangan ubat untuk menyembuhkan penyakit dosa?".
Doktor itu menjawab, "Jika kamu kerjakan, maka kamu akan mendapat
penyembuhan dari Allah."

"Ambillah akar-akar kemelaratan dan jiwa kesabaran lalu campurkan dengan
bubuk fikiran dan dicampur (kadarnya sama) dengan rendah hati dan
kekhusyu'an, kemudian ditumbuk semuanya dalam lumpang taubat dan dibasahi dengan airmata. Tempatkan dalam tempat rendah diri kepada Allah dan dimasak dengan api tawakkal kepada-Nya. Setelah itu, adukkan dengan senduk istighfar sehingga tampak taufik dan kehormatan diri."

"Kemudian, pindahkan ke mangkuk cinta dan dinginkan dengan udara kasih
sayang. Sesudah itu disaringkan dengan saringan kesusahan ditambah hakikat
iman dan campurkan dengan takut kepada Allah. Teruskan minum ubat itu selama hidupmu dan hatimu akan sembuh dari segala keluhan dan hilang rasa sakit dosa."

Biiznillah..~

Saturday 17 March 2012

Ainul Mardhiah ~~


Salam ukhwah fillah...^^

Seperti yang biasa kita dengar bidadari merupakan salah satu anugerah Allah kepada seorang lelaki yang memasuki syurga. Bagi seorang wanita yang solehah maka
bidadari bagi suaminya adalah dikalangan bidadari2 kurniaan Allah dan dia (isteri solehah merupakan ketua akan segala bidadari-bidadari tsb).

Berjihad pada agama Allah merupakan satu amalan yang menjadi kesukaan Allah swt dan ini merupakan sunnah besar nabi SAW dan kalangan sahabat-sahabat. Setiap manusia yang mati wlaupun berapa umurnya maka akan ditanya dimanakah masa mudanya dihabiskan.

Dan ada satu kisah yang sudah lama diceritakan oleh para perawi, tentang kehebatan kisah  di sebalik nama sang bidadari ini......:)

'Ainul Mardhiah merupakan seorang bidadari yang paling cantik dikalangan bidadari-bidadari yang lain (bermaksud mata yang di redhai). Suatu pagi (dalam bulan puasa)
ketika nabi memberi targhib (berita-berita semangat di kalangan sahabat untuk berjihad pada agama Allah) katanya siapa-siapa yang keluar di jalan Allah tiba-tiba ia syahid, maka dia akan dianugerahkan seorang bidadari yang paling cantik dikalangan bidadari2 syurga. Mendengar berita itu seorang sahabat yang
usianya sangat muda teringin sangat nak tahu bagaimana cantiknya bidadari tersebut tetapi dia malu bertanyakan kepada nabi kerana malu pada sahabat-sahabat  yang lain. Namun dia tetap turut serta sebagai salah sorang yang akan  keluar/pergi berjihad. Sebelum Zohor sunnah nabi akan tidur sebentar (dipanggil
khailulah, maka sahabat yang muda tadi juga turut bersama jemaah tadi tidur bersama-sama....

Dalam tidur tersebut dia bermimpi berada di satu tempat yang sungguh indah, dia bertemu dengan seorang yang berpakaian yang bersih lagi cantik dan  muka yang berseri2 lalu ditanyanya “dimanakah dia?” lalu lelaki itu menjawab “inilah syurga.” Lalu dia menyatakan hasrat untuk berjumpa dengan 'Ainul Mardhiah.
ditunjuknya di suatu arah maka berjalanlah pemuda ke arah tempat itu..

Di suatu pepohon beliau mendapati ada seorang wanita yang tak pernah dia lihat kecantikan sebegitu... takpernah dilihat didunia ini... lalu diberikan salam dan dia bertanya “andakah Ainul Mardhiah?” wanita itu menjawab “ ehh  tidakk... saya khadamnya .Ainul Mardhiah ada di dalam singgahsana sana,”

Lalu dia berjalan dan memasuki satu mahligai yang cukup indah dan mendapati ada seorang lagi wanita yang kecantikannya berganda-ganda dari yang pertama tadi sedang mengelap permata-mata perhiasan di dalam mahligai,lalu diberi salam dan di tanya lagi adakah dia Ainul mardiah lalu wanita itu menjawab..”eh tidakkk, saya hanya khadamnya di dalam mahligai ini.. ainul mardiah ada di atas mahligai sana,” lalu dinaikinya anak-anak tangga mahligai permata itu. Kecantikkan mahligai tersebut  sungguh mengkagumkan... lalu dia sampai ke  satu mahligai dan mendapati seorang wanita yang berganda-ganda cantik dari yang pertama dan berganda-ganda catiknya dari yang kedua dan tak pernah dia lihat di dunia lalu wanita itu berkata ...“akulah Ainul Mardhiah, aku diciptakan untk kamu dan kamu diciptakan untk aku....” bila lelaki itu mendekatinya wanita itu menjawab... “nanti, kamu belum syahid  lagi......” .tersentak itu pemuda itu pun terjaga dari tidurnya lalu dia menceritakan segala-galanya kepada satu sahabat lain, namun begitu dia memesan
agar jangan menceritakan cerita ini kepada nabi SAW... tapi sekiranya dia  syahid barulah ceritakan kepada nabi.

gambar sekadar hiasan

Petang itu pemuda itu bersama-sama dengan jemaah yang terdapat Nabi di dalamnya telah keluar berperang lalu ditakdirkan pemuda tadi telah syahid. Petang tersebut ketika semua jemaah telah pulang ke masjid, di waktu hendak berbuka puasa maka mereka telah menunggu makanan untuk berbuka  (tunggu makanan adalah satu sunnah
nabi). Maka sahabat kepada pemuda yang syahid tadi telah bangun dan merapati nabi SAW dan menceritakan perihal pemuda tersebut... dalam menceritakan itu nabi menjawab “benar...benar...benar...” dalam sepanjang cerita tersebut. Akhirnya nabi
SAW berkata “memang benar cerita sahabat kamu tadi dan sekarang ini dia sedang menunggu untuk berbuka puasa di syurga....”

subhanAllah...=)

Saturday 10 March 2012

::Bicara Hati Oki Setiana Dewi::

"Aku sampai pada keadaanku sekarang adalah dengan perjuangan..
Dan selama nafas ini masih terus berhembus..
Selama itu pula aku dan semua manusia akan terus berjuang..
Berjuang dan terus berjuang..

Kehidupan di dunia adalah perjuangan tanp
a henti..
Sejak lahir hingga akhir hayat semua dari kita berjuang..
Tengok saja, seorang bayi berjuang untuk mulai membiasakan diri dengan linkungan asing yang belum pernah ia kenal sebelumnya..
Seorang ibu berjuang untuk mendidik anak-anaknya menjadi generasi yg tangguh..

Seorang ayah berjuang berjuang mati-matian untuk menafkahi keluarga..
Seorang pelajar berjuang untuk meraih ilmu..
Yang miskin berjuang untuk bisa mendapatkan kehidupan yang layak
Yang sedang jatuh cinta, berjuang untuk menahan rindu..
Yang baru bertudung berjuang untuk tidak tergoda dan membuka tudungnya..

Suami isteri berjuang mengharungi bahtera rumahtangga..
Yang terkena musibah atau yang ditinggal oleh orang yang dikasihi berjuang dengan sabar dan tabah menjalani kehidupannya..
Yang berselisih berjuang untuk damai..
Dan setiap hamba Allah berjuang untuk kembali kepada Allah serta memiliki tugas untuk memperjuangkan agama Allah menyebarkan kebaikan dan kasih sayang kepada seluruh mahkhluk bumi.."


Oki Setiana Dewi (Ketika Cinta Bertasbih),
Antara perenggan dalam buku Melukis Pelangi.
I ♥ KELANTAN

Saturday 3 March 2012

~Surat Unttuk Jiwaku dan Jiwamu ~

Assalamualaikum sahabat hati..
......

Surat ini kutujukan untuk diriku sendiri serta sahabat-sahabat tercintaku yang insyaAllah tetap mencintai Allah dan RasulNya di atas segalanya, kerana hanya cinta itu yang dapat mengalahkan segalanya, cinta hakiki yang membuat manusia melihat segalanya dari sudut pandangan yang berbeza, lebih bermakna dan indah..

Surat ini kutujukan untuk hatiku dan hati sahabat-sahabat tercintaku yang kerap kali terisi oleh cinta selain dariNya, yang mudah sekali terlena oleh indahnya dunia, yang terkadang melakukan segalanya bukan keranaNya, lalu di ruang hatinya yang kelam merasa senang jika dilihat dan dipuji orang, entah di mana keikhlasannya.........

Maka saat merasakan kekecewaan dan kelelahan kerana perkara yang dilakukan tidak sepenuhnya berlandaskan keikhlasan, padahal Allah tidak pernah menanyakan hasil.. Dia akan melihat kesungguhan dalam berproses......

Surat ini kutujukan pula untuk jiwaku serta jiwa sahabat-sahabat tercintaku yang mulai lelah menapaki jalanNya ketika seringkali mengeluh, merasa dibebani bahkan terpaksa untuk menjalankan tugas yang sangat mulia... Padahal tiada kesakitan, kelelahan serta kepayahan yang dirasakan oleh seorang hamba melainkan Allah akan mengampuni dosa-dosanya.......

Surat ini kutujukan untuk roh-ku dan roh sahabat-sahabat tercintaku yang mulai terkikis oleh dunia yang menipu, serta membiarkan fitrahnya tertutup oleh maksiat yang dinikmati, lalu di manakah kejujuran diletakkan? Dan kini terabailah sudah nurani yang bersih, saat ibadah hanyalah sebagai rutin belaka, saat jasmani dan fikiran disibukkan oleh dunia, saat wajah menampakkan kebahagiaan yang penuh kepalsuan........

Hatimu menangis dan meranakah?
Surat ini kutujukan untuk diriku dan diri sahabat-sahabat tercintaku yang sombong, yang terkadang bangga pada dirinya sendiri. Sungguh tiada satupun yang membuat kita lebih di hadapanNya selain ketakwaan.........

Padahal kita menyedari bahawa tiap-tiap jiwa akan merasakan mati, namun kita masih terulit  dengan kefanaan. Surat ini kutujukan untuk hatiku dan hati sahabat-sahabat tercintaku yang mulai mati, saat tiada getar ketika asma Allah disebut, saat tiada sesal ketika kebaikan berlalu begitu sahaja, saat tiada rasa takut padaNya ketika maksiat dilakukan, dan tiada merasa berdosa ketika mendzalimi diri sendiri dan orang lain.......

Akhirnya surat ini kutujukan untuk jiwa yang masih memiliki cahaya meskipun sedikit, jangan biarkan cahaya itu padam. Maka terus kumpulkan cahaya itu hingga ia dapat menerangi wajah-wajah di sekeliling, memberikan keindahan Islam yang sesungguhnya hanya dengan kekuatan dariNya

"Ya..Allah yang maha membolak-balikkan hati, tetapkan hati ini pada agamaMU, pada taat kepadaMu dan dakwah di jalanMu "




::Wallahualam bisshawab Semoga dapat membangkitkan iman yang sedang mati atau jalan di tempat, berdiam diri tanpa ada sesuatu amalanpun yang dapat dikerjakan. Kembalikan semangat itu sahabat- sahabat tercintaku.. ... Ada Allah dan orang-orang beriman yang selalu menemani di kala hati "lelah"........::

Ana telah dikhibah dan akan menikah..


Assalamualaikum...

salam sayang semua...ape kabar hari ni??iman??jasadi??....♥
moga setiap detik kehidupan kita dimanfaatkan untuk islam....(^^)




******************

Ana telah di khitbah...     wahai hati........kuatkan diri..

Hari-hari berlalu yang dilewati seakan sudah bertahun lamanya, namun yang perlu diakui ialah ianya baru beberapa minggu lalu. Iya, hanya beberapa minggu lalu. Berita itu ana sambut dengan hati yang diusahakan untuk berlapang dada. Benar, ana berusaha berlapang dada. Terkadang, terasa nusrah Ilahi begitu hampir saat kita benar-benar berada di tepi tebing, tunggu saat untuk menjunam jatuh ke dalam gaung. Maha Suci Allah yang mengangkat ana , meletakkan ana kembali di jalan tarbiyyah dan terus memimpin untukku melangkah dengan tabah.

ana hanya seorang gadis. Tiada kelebihan yang teristimewa, tidak juga punya apa-apa yang begitu menonjol. Jalan ku juga dua kaki, lihat ku juga menggunakan mata, sama seperti manusia lain yang menumpang di bumi Allah ini. ana tidak buta, tidak juga tuli mahupun bisu. ana bisa melihat dengan sepasang mata pinjaman Allah, ana bisa mendengar dengan sepasang telinga pinjaman Allah juga ana bisa bercakap dengan lidahku yang lembut tidak bertulang. Sama seperti manusia lain.

ana bukan seperti bondanya Syeikh Qadir al-Jailani, ana juga tidak sehebat srikandi Sayyidah Khadijah dalam berbakti, ana bukan sebaik Sayyidah Fatimah yang setia menjadi pengiring ayahanda dalam setiap langkah perjuangan memartabatkan Islam. ana hanya seorang hamba yang sedang mengembara di bumi Tuhan, jalanku kelak juga sama... Negeri Barzakh, insya Allah. Destinasi ana juga sama seperti kalian, Negeri Abadi. Tiada keraguan dalam perkara ini.

Sejak dari hari istimewa tersebut, ramai sahabiah yang memuji wajahku berseri dan mereka yakin benar ana sudah dikhitbah apabila melihat ku memakai cincin di kedua tangan di jari manis. ana hanya tersenyum, tidak mengiyakan dan tidak pula menidakkan. Diam ku bukan membuka pintu-pintu soalan yang maha banyak, tetapi diam ku kerana ana belum mampu memperkenalkan insan itu. Sehingga kini, ana tetap setia dalam penantian.

Ibu bertanyakan soalan yang sewajarnya ana jawab dengan penuh tatasusila.

"Hari menikah nanti nak pakai baju warna apa?"

ana menjawab tenang..

"Warna putih, bersih..."

"Alhamdulillah, ibu akan usahakan dalam tempoh terdekat."


"Ibu, 4 meter sudah cukup untuk sepasang jubah. Jangan berlebihan."


Ibu angguk perlahan.

Beberapa hari ini, ana menyelak satu per satu... helaian demi helaian naskhah yang begitu menyentuh nubari ana sebagai hamba Allah. Malam Pertama... Sukar sekali ana ungkapkan perasaan yang bersarang, mahu saja ana menangis semahunya tetapi sudah ana ikrarkan, biarlah Allah juga yang menetapkan tarikhnya kerana ana akan sabar menanti hari bahagia tersebut. Mudah-mudahan ana terus melangkah tanpa menoleh ke belakang lagi. Mudah-mudahan ya Allah.

Sejak hari pertunangan itu, ana semakin banyak mengulang al-Quran. ana mahu sebelum tibanya hari yang ana nantikan itu, ana sudah khatam al-Quran, setidak-tidaknya nanti hatiku akan tenang dengan kalamullah yang sudah meresap ke dalam darah yang mengalir dalam tubuh. Mudah-mudahan ana tenang... As-Syifa' ana adalah al-Quran, yang setia menemani dalam resah ana menanti. Benar, ana sedang memujuk gelora hati. Mahu pecah jantung menanti detik pernikahan tersebut, begini rasanya orang-orang yang mendahului.

"Kak, siapa tunang akak? Mesti hebat orangnya. Kacak tak?"

ana tersenyum, mengulum sendiri setiap rasa yang singgah. Maaf, aku masih mahu merahsiakan tentang perkara itu. Cukup mereka membuat penilaian sendiri bahawa ana sudah bertunang, kebenarannya itu antara ana dan keluarga.

"Insya Allah, dia tiada rupa tetapi sangat mendekatkan akak dengan Allah. Itu yang paling utama."

Berita itu juga buat beberapa orang menjauhkan diri dariku. Kata mereka, ana senyapkan sesuatu yang perlu diraikan. ana tersenyum lagi.


Jangan lupa jemput saya di hari menikahnya, jangan lupa!"

ana hanya tersenyum entah sekian kalinya. Apa yang mampu ana zahirkan ialah senyuman dan terus tersenyum. Mereka mengandai ana sedang berbahagia apabila sudah dikhitbahkan dengan dia yang mendekatkan ana dengan Allah. Sahabiah juga merasa kehilangan ku apabila setiap waktu terluang ana habiskan masa dengan as-Syifa' ku al-Quran, tidak lain kerana ana mahu kalamullah meresap dalam darahku, agar ketenangan akan menyelinap dalam setiap derap nafas ku menanti hari itu.



"Bila awak menikah?"

Ana tiada jawapan khusus.


"Insya Allah, tiba waktunya nanti awak akan tahu..."


Ana masih menyimpan tarikh keramat itu, bukan ana sengaja tetapi memang benar ana sendiri tidak tahu bila tarikhnya.

"Jemput saya tau!"


Anis tersenyum megah.

"Kalau awak tak datang pun saya tak berkecil hati, doakan saya banyak-banyak!"

Itu saja pesanku. Ana juga tidak tahu di mana mahu melangsungkan pernikahan ku, aduh semuanya menjadi tanda tanya sendiri. Diam dan terus berdiam membuatkan ramai insan berkecil hati.

"Insya Allah, kalian PASTI akan tahu bila sampai waktunya nanti..."

Rahsia ku adalah rahsia Allah, kerana itu ana tidak mampu memberikan tarikhnya. Cuma, hanya termampu ana menyiapkan diri sebaiknya. Untung ana dilamar dan dikhitbah dahulu tanpa menikah secara terkejut seperti orang lain...




Semuanya ana sedaya upaya siapkan, baju menikahnya, dan ana katakan sekali lagi kepada ibu...

"Usah berlebihan ya..."


Ibu angguk perlahan dan terus berlalu, hilang dari pandangan mata.

"Jom makan!"

Ana tersenyum lagi... Akhir-akhir ini ana begitu pemurah dengan senyuman.


"Sila-sila, ana puasa."

:)


Sahabiah juga semakin galak mengusik.

"Wah, diet ya. Maklumlah hari bahagia dah dekat... Tarikhnya tak tetap lagi ke?"

"Bukan diet, mahu mengosongkan perut. Maaf, tarikhnya belum ditetapkan lagi."

Sehingga kini, ana tidak tahu bila tarikhnya yang pasti. Maafkan ana sahabat, bersabarlah menanti hari tersebut. Ana juga menanti dengan penuh debaran, moga ana bersedia untuk hari pernikahan tersebut dan terus mengecap bahagia sepanjang alam berumahtangga kelak. Doakan ana, itu sahaja.

******************
"innalillahi wainna ilaihi rajiun..."

"Tenangnya... Subhanallah. Allahuakbar."

"Ya Allah, tenangnya..."

"Moga Allah memberkatinya...."Allah, itu suara sahabat-sahabat ku, teman-teman seperjuangan ana pada ibu.


Akhirnya, ana selamat dinikahkan setelah sabar dalam penantian. Sahabiah ramai yang datang di majlis walimah walaupun ana tidak menjemput sendiri.
Akhirnya, mereka ketahui sosok 'dia' yang mendekatkan ana kepada Allah.Akhirnya, mereka kenali sosok 'dia' yang ana rahsiakan dari pengetahuan umum.Akhirnya, mereka sama-sama mengambil 'ibrah dari sosok 'dia' yang mengkhitbah ku.

Dalam sedar tidak sedar...

Hampir setiap malam sebelum menjelang hari pernikahan ku... Sentiasa ada suara sayu yang menangis sendu di hening malam, dalam sujud, dalam rafa'nya pada Rabbi, dalam sembahnya pada Ilahi. Sayup-sayup hatinya merintih. Air matanya mengalir deras, hanya Tuhan yang tahu.

"Ya Allah, telah Engkau tunangkan aku tidak lain dengan 'dia' yang mendekatkan dengan Engkau. Yang menyedarkan aku untuk selalu berpuasa, yang menyedarkan aku tentang dunia sementara, yang menyedarkan aku tentang alam akhirat. Engkau satukan kami dalam majlis yang Engkau redhai, aku hamba Mu yang tak punya apa-apa selain Engkau sebagai sandaran harapan. Engkau maha mengetahui apa yang tidak aku ketahui..."

Akhirnya, Anis bertanya kepada ibu beberapa minggu kemudian...

"Mardhiah bertunang dengan siapa, mak cik?"

Ibu tenang menjawab...


"Dengan kematian wahai anakku.Kanser tulang yang mulanya hanya pada tulang belakang sudah merebak dengan cepat pada tangan, kaki juga otaknya. Kata doktor, dia hanya punya beberapa minggu sahaja sebelum kansernya membunuh."

"Allahuakbar..."
Terduduk Anis mendengar, air matanya tak mampu ditahan.

"Buku yang sering dibacanya itu, malam pertama..."

Ibu angguk, tersenyum lembut...

"Ini nak, bukunya."

Senaskah buku bertukar tangan, karangan Dr 'Aidh Abdullah al-Qarni tertera tajuk 'Malam Pertama di Alam Kubur'.

"Ya Allah, patut la dia selalu menangis.. Anis tak tahu mak cik."

"Dan sejak dari hari 'khitbah' tersebut, selalu dia mahu berpuasa. Katanya mahu mengosongkan perut, mudah untuk dimandikan..."

Anis masih kaku. Tiada suara yang terlontar.



************************************

"Satu cincin ini aku pakai sebagai tanda aku di risik oleh MAUT. Dan satu cincin ini aku pakai sebagai tanda aku sudah bertunang dengan MAUT. Dan aku akan sabar menanti tarikhnya dengan mendekatkan diri ku kepada ALLAH. Aku tahu ibu akan tenang menghadapinya, baginya anak adalah pinjaman dari ALLAH yang perlu dipulangkan apabila ALLAH meminta."

** Cukuplah kematian itu mengingatkan kita... Cukuplah kita sedar kita akan berpisah dengan segala nikmat dunia. Cukuplah kita sedar bahawa ada hari yang lebih kekal, oleh itu sentiasalah berwaspada. Bimbang menikah tergesa-gesa, tahu-tahu sudah disanding dan diarak seluruh kampung walau hanya dengan sehelai kain putih tak berharga.**


~ Kullu nafsin za'iqatul maut ~


edited from: iluvislam
::kisah ini bukan kisah diri ana, namun ia Pasti akan terjadi pada diri kita sekalian...suatu hari::